Singapore and Kuala Lumpur
Review
ini kami sampaikan dengan tujuan untuk memberikan sedikit masukan dan panduan
untuk para pelancong yang akan ke Singapura dan Malaysia. Tepatnya untuk Budgeted
FIT (Free Individual Traveler) yang tidak ikut dalam paket tour.
Perjalanan
kami mulai dari Bali menuju Singapura pada tanggal 28 Agustus 2011 bertepatan
pada libur lebaran. Kami berangkat dari
Denpasar menggunakan Air Asia yang berangkat pukul 06:55 pagi dengan pertimbangan kita bisa
sampai di Singapore pagi hari sehingga masih punya waktu untuk jalan-jalan.
Kami
tiba di Changi Singapura pukul 09:30 pagi dan kami langsung merasakan suasana yang
sangat berbeda. Airport di Changi sangat bersih, rapih dan tergolong mewah.
Lantai berkarpet, semua ruangan ber AC dan yang sangat membantu adalah free
internet access yang sangat cepat.
Dari
Airport kami langsung menuju hotel dengan menggunakan MRT. Kami dibantu oleh
petugas polisi di bandara pada saat kami membeli kartu. Yang patut kami acungi
jempol adalah sikap suka menolong masyarakat Singapore. Melihat kita pendatang
mereka aktif menanyakan dengan kalimat yang khas “where to go?” dengan logat
Singapore nya.
Sesampainya
di hotel sekitar pukul 11:00 kami langsung check in dan kebetulan kamar yang
saya pesan sudah hampir siap jadi kami hannya menunggu sekitar 30 menit saja di
lobby. Kami tinggal di guest house di
North Bridge Road yang ternyata hotel tersebut sangat strategis karena dekat
dengan Bugis Juction, City Hall, MRT station, Bus Stop (halte), Bugis Village,
restaurant (halal atau non halal), Raffles Hospital dan Masjid Sultan
Singapore.
HARI ke 1: Merlion Park, Esplanade,
MBS, Orchard Road dan Little India
Setelah
beristirahat sejenak pada pukul 13:00 kami berjalan kaki sambil membawa peta
Singapore melewati Raffles Hotel, City Hall dan masuk ke City Link Mall. Kami membeli
makan siang untuk anak-anak kami di McDonald yang berada di pintu keluar City
Link Mall tersebut. Setelah selesai makan siang kami membaca peta untuk menuju
Esplanade dan Merlion Park. Merlion Park berada di sebelah kanan McDonald
apabila kita berdiri menghadap restaurant tersebut. Kami berjalan lurus saja
melewati underpass yang nerujung di dekat Esplanade. Jangan kawatir dengan
tangga karena di Singapore tangga dan escalator selalu bedampingan. Kami sempat
bertemu dangan 2 turis asing dari Taiwan dan Puerto Rico yang kebetulan mereka
juga mau ke Merlion Park.
Kami
istirahat di samping Esplanade untuk berfoto-foto karena kebetulan
pemandangannya sangat bagus dimana kita bisa melihat Marina Bay Sand dan
Merlion Park dari kejauhan. Setelah puas kami melanjutkan berjalan kaki menuju
Merlion Park. Merlion Park adalah tempat yang wajib dikunjungi karena ini
adalah Icon Pariwisata negara Singapura.
Kami
berencana pergi ke MBS (Marina Bay Sand) dengan menggunakan taxi tetapi
kebetulan ada sopir mobil Pariwisata menawarkan jasa mengantarkan ke sana
dengan biaya S$15. Tanpa pikir panjang kami menyetujui tawaran tersebut dan
kami sempatkan mampir di Masjid (kami lupa namanya) untuk Sholat.
Sesampainya
di sana kami tidak jadi naik ke atas karena pada hari Minggu kita tidak bisa
masuk mendekati kolam renang. Kemudian kami putuskan untuk pergi ke Orchard
Road dengan menggunakan Taxi yang biayanya sekitar S$6. Sesamapainya di Orchard
Road kami jalan-jalan di sekitar Lucky Plaza namun hanya sebentar karena
menurut kami tidak ada hal yang special di daerah ini (hanya Mall/Pusat
perbelanjaan). Sekitar 1 jam berjalan-jalan di Orchard kami kembali ke Hotel
untuk istirahat.
Malamnya
setelah buka puasa kami pergi ke Little India yang jaraknya tidak jauh dari
hotel kami menggunakan taxi. Kami
menukarkan uang Rupiah kami ke Singapore Dollar di tempat ini. Sepertinya
mereka sudah biasa menerima penukaran uang Rupiah karena begitu saya bilang
kalo kami mau menukar uang petugasnya sudah menyodorkan kalkulator dengan angka
sambil berkata “One Juta”. Kalo kami hitung ratenya tidak jauh berbeda dengan
rate di Bali S$1=Rp. 7.050.
Kami
berjalan-jalan di sekitar Mustafa Mall yang buka 24 jam sebelum masuk ke sana.
Kami kemudian makan malam di Roof Top Restaurant yang menyajikan masakan India.
Makanan di restaurant ini sangat lezat dan dapat diterima oleh lidah Indonesia.
Kami memesan makanan semacam kari ayam dan roti nanh.
Kami
bisa Merekomendasikan Restaurant Ini.
Hari ke 2: Sentosa Island, China Town
dan Clarke Quay
Pagi
hari pukul 09:00 kami sudah bersiap-siap untuk menuju Sentosa Island. Dari
hotel kami menggunakan Taxi menuju Sentosa Island yang jaraknya lumayan jauh
sehingga kita membayar sekitar S$ 13. Perlu diketahui taxi di Singapura ini
banyak aturannya seperti maximal 4 penumpang (akan ditolak apabila lebih dari 4
orang), untuk naik taxi harus antri di halte taxi, harga argonya bermacam macam
tegantung situasi (Night Price, Peak hour Price, Holiday Price dsb) yang mana
akan ada biaya tambahan di jam atau hari tersebut.
Sesampai di Vivo City kami sempatkan untuk jalan-jalan
dulu di dalam dan sekitar Mall. Setelah puas kami lanjutkan perjalanan naik
Monorel dengan biaya S$3/orang untuk menuju
ke tempat wisata. Monorel tersebut akan berhenti di 3 Stasiun yaitu
Water Front, Imbah Station dan Beach Station.
Water Front Station adalah pemberhentian untuk masuk ke Universal Studio
dan World Resort Sentosa. Tiket masuk (Day Pass) untuk ke Universal Studio
adalah S$66 untuk Dewasa dan S$48 untuk anak-anak. Sedangkan untuk masuk ke
Sentosa (Day Pass) S$69.90 untuk dewasa dan S$51.90 untuk anak-anak. Setelah puas di tempat tersebut kami kembali
ke station Water Front dan naik monorel lagi menuju Imbah Station
Imbah Station adalah pemberhentian untuk menuju ke Merlion Plaza,
Imbah Lookout dan beberapa atraksi yang lain. Akhirnya kami mencoba menaiki
Tiger Sky Tower dengan tiket S$15 dewasa dan S$10 anak-anak. Kita diajak untu
melihat kota Singapura dari ketinggian 110 meter.
Setelah
puas kami kembali lagi ke Imbah Station untuk naik monorail ke Beach station
Beach Station adalah pemberhentian ke tiga (terakhir) dimana di sini
kita bisa naik shuttle bus gratis ke Siloso Beach dan Palawan Beach. Begitu
sampai di stasiun kami langsung menuju Shuttle bus yang menuju Siloso Beach.
Kami turun di Siloso beach untuk ambil foto dan jalan-jalan sekitar 30 menit.
Kemudian kami ikut shuttle bus lagi untuk kembali ke halte yang pertama.
Sesampainya
di halte yang pertama kami pindah ke halte yang lainnya untuk naik shuttle bus
menuju Palawan Beach. Kami tidak turun dari Bus waktu di Palawan Beach karena
kebetulan sedang hujan jadi kami hanya berkeliling saja menggunakan bis.
Universal
Studio
Tiger
Sky Tower
Sekitar
pukul 16:00 kami meninggalkan Sentosa
menuju ke China Town. Sesampainya di China Town kami langsung menuju ke
traditional market untuk mencari oleh-oleh. Keadaan traditional market di sana
sangan berbeda 180 derajat dengan di Indonesia. Toko-toko tertata rapi dan yang
terpenting adalah tempat disana sangat bersih. Kami belanja oleh-oleh disana
sebagai gambaran untuk membeli pernik-pernik yang kecil seperti gantungan
kunci, pen, plakat harganya sekitar
S$2-S$10. Sedangkan untuk Baju atau kaos mulai dari S$10-S$15. Kami menyarankan kalo mau beli oleh-oleh
sebaiknya di China Town
Malamnya kami jalan-jalan ke River Side/Clarke
Quay dan naik perahu menyusuri sungai. Kita bisa beli tiket untuk 1 way atau
return. Kami membeli tiket untuk 1 way (saya lupa harganya) turun di Merlion.
Saya sempat bingung ketika penjaga tiketnya bilang MELAYA. Ternyata yang di
maksud adalah Merlion.
China Town
|
Clarke Qay |
Hari ke 3: Sholat Ied, MBS, Singapore
Sightseeing Bus
Pukul
07:30 pagi kami sudah siap untuk jalan menuju Masjid guna menunaikan Shalat Ied
yang di Singapura jatuh pada tanggal 30 Agustus 2011. Hanya sekitar 300 meter
dari hotel dan yang saya salut kepeda masyarakat Singapura adalah apabila bertemu
orang (etnis Cina atau India) mereka selalu berkata “Selamat Hari Raya”. Selain
itu pada saat menyeberang jalan setiap orang tidak akan menyeberang sampai
lampu lalu lintas berubah hijau untuk peneyeberang jalan walaupun jalan sudah
sepi.
Sholat
Ied dilaksanakan pukul 08:30 dan setelah selesai sholat Ied kami melanjutkan
untuk makan pagi di McDonald Bugis Village yang dekat dengan pasar tradisional.
Satu tips dari saya, jangan sekali-kali meijat-mijat buah-buahan untuk
memeriksa apakah buah tersebut matang atau tidak apabila anda mau membeli buah.
Setelah
makan pagi kami melanjutkan perjalanan menuju Marina Bay Sand. Sesampainya di
MBS kami membeli tiket seharga S$20 per
orang untuk naik ke lantai paling atas, lantai 57. Disana kami mengambil
beberapa foto dan jalan jalan. Yang sangat miris adalah dibangunnya beberapa
bangunan baru di sekitar MBS namun pasir dan tanah yang digunakan adalah dari
Indonesia. Hal ini biasa dibicarakan bahkan oleh seorang sopir taxi.
Kami
melanjutkan perjalanan menuju Sun Tec City dengan harapan kami bisa naik Duck
Tour (Mobil Amphibi). Kami harus gigit jari karena tiketnya sudah habis terjual
untuk hari itu. Tanpa disengaja kami mendapati Topless Bus terparkir dengan
calon penumpang mengantri untuk naik. Kamipun akhirnya membeli tiket dan ikut
naik bus ini.
Kami
mendapatkan informasi bahwa City Sightseeing Bus ini memiliki 3 rute yaitu
Original, Heritage dan City. Ini merupakan fasilitas dan kemudahan yang
ditawarkan pemerintah Singapura kepada para turis yang berkunjung. Tiket bus
ini berlaku 2 hari dengan harga S$18 dewasa dan $9 Anak-anak. Apabila membeli
tiket combo (termasuk boat di Clarke Quay-kapal yang kami naiki) harganya US$
33 dewasa dan S$17 anak-anak.
Saya
sangat Merekomendasikan untuk
naik bus ini karena sangat memudahkan kita untuk berpergian. Pola dari bus ini
adalah setiap bus akan berjalan sesuai rute (Original, Heritage dan City) dan
akan berhenti di halte tertentu. Setiap rute akan dilayani oleh beberapa bus
sehingga jarak antara bis yang didepan dengan yang dibelakang sekitar 30-45
menit.
Sebagai
contoh Heritage jalur ini akan
melewati tempat-tempat bersejarah termasuk China Town, Little India, Rafles
Statue dsb. Sehingga kita bisa naik dari Suntect City dan turun di Little India
untuk jalan-jalan atau berbelanja dan kemudian naik bus HERITAGE yang
berikutnya. Setelah naik bis HERITAGE berikutnya kita bisa turun di China Town
untuk jalan-jalan dan naik bis berikutnya dan seterusnya untuk mengunjungi
obyek wisata yang lain.
City akan melewati Orchard Road,
Merlion, MBS dan sebagainya. Kita bisa naik dari Suntec City turun di Merlion
Park untuk jalan-jalan. Kemudian lanjut naik bis CITY berikutnya turun di MBS.
Kemudian setelah puas di MBS naik bis CITY berikutnya turun di Orchard Road
untuk jalan-jalan. Demikian seterusnya
selama 2 hari untuk mengunjungi tempat wisata yang lain.
Kita
mendapat peta jalur bus lengkap dengan nomor halte dan tempat-tempat yang akan
dilewati. Yang terpenting adalah kita harus membaca peta dan mengetahui di mana
kita akan berhenti serta mendengarkan panggilan dari sopir bis.
Yang
kami agak menyesal adalah mengapa kita baru tahu fasilitas ini pada hari
terakhir kami di Singapura.
|
MBS Sky Garden |
|
City Sightseeing Bus |
Malam
harinya kami menghabiskan waktu di Bugis Juction dan kemudian kami makan malam
di Bugis Village. Tanpa sengaja kami menemukan Thai Restaurant bernama Lerk Thai. Di restaurant ini tidak ada
babi sehingga kami berani makan di restaurant ini dan ternyata semua keluarga
cocok dengan rasanya. Setelah selama 3 hari kami makan makanan India akhirnya
kami menemukan makanan yang cocok dengan lidah kita.
Kami
merekomendasikan restaurant ini dan
sebaiknya anda makan Thai Food apabila tidak menemukan masakan Indonesia.
Hari ke 4: Jalan Darat
Singapura-Kuala Lumpur, City Tour dengan Hop On Hop Off Bus ke Istana Negara,
Jalan Cendrawasih, Masjid Nasional, Dataran Merdeka, Petronas Tower, KL Tower
dan Bukit Bintang
Kami
harus bangun pagi dan makan pagi sesegera mungkin karena hari ini adalah
perjalanan menuju Kuala Lumpur lewat darat. Kami telah membeli tiket ke Kuala
Lumpur beberapa hari sebelumnya. Ada
banyak pilihan bus ke Kuala Lumpur antara lain Delima, Sri Maju, Five Star dan
Starmart Express yang semuanya pasti ber AC. Kami membeli tiket Startmart
Express yang bertipe Double Deck Bus (bis tingkat) dan memilih untuk duduk di
kursi atas. Ada satu tempat di Singapura
yang bernama Golden Mile merupakan pusat penjualan tiket bus dari Singapura ke
negara lain seperti Malaysia dan Thailand. Dibelakang counter tiket ini banyak
terdapat restaurant Thailand dan supermarket khusus menjual bahan makanan
Thailand.
Pukul
08:30 pagi kami sampai di Golden Mile dan melakukan check in di counter Startmart
Express. Kami cukup puas dengan bis yang kami pilih karena bis nya cukup
bersih, tempat duduknya 2 baris kanan dan 1 baris kiri, ada foot rest dan yang
mengagetkan ternyata setiap tempat duduk ada 3 pilihan menu Massage. Itulah
sebabnya di badan bus tertulis “Massage Coach” . Walaupun tidak ada toilet di
dalam bus kami tidak begitu terganggu karena ada 4 kali pemberhentian selama
perjalanan yaitu di exit immigration di Singapura, immigration di Malaysia,
makan siang di Malaysia dan waktu mengisi bahan bakar di Malaysia. Mungkin para
anggota BUS MANIA wajib datang ke Singapura untuk mencoba jalan darat
menggunakan bus untuk menambah pengalaman.
Bus
berangkat pukul 09:05 pagi dari Golden Mile menuju Kuala Lumpur. Walaupun bis
bertingkat namun perjalanan cukup nyaman. Kami disuguhi pemandangan yang indah
selama perjalanan dari Golden Mile sampai ke exit immigration. Setelah
kami melapor di Immigration Malaysia untuk
masuk negara Malaysia perjalanan dilanjutkan menuju Kuala Lumpur. Perjalanan
ini melewati jalan tol sampai masuk kota Kuala Lumpur. Sepanjang perjalanan
pemandangan tidak seindah pemandangan
jalan tol di Indonesia. Bahkan apabila dibandingkan dengan pemandangan
di tol Cipularang sangatlah jauh bedanya.
Kami hanya disuguhi pemandangan kebun kelapa sawit dan bukit-bukit saja.
Karena kami merasa jenuh maka akhirnya kami tertidur semua selama perjalanan.
|
Situasi Dalam Bis ke KL |
|
Situasi Perjalanan |
|
Bis Singapore - KL |
Kami
tiba di Kuala Lumpur pukul 14:00 kemudian kami naik taksi menuju hotel di jalan
Tengkat Tong Shin. Kami mengambil 2 taxi dengan biaya RM 10 / taxi karena
peraturan taxi di Malaysia hampir sama dengan di Singapura. Pengalaman
di Singapura kami bahas dengan keluarga seandainya di Malaysia ada bus seperti
di Singapura maka akan memudahkan perjalanan kami.
Sesampainya
di hotel kami check in dan kami sempat di tegur oleh staff hotel kalau kami
harus mencopot sepatu/sandal apabila memasuki hotel. Kami tinggal di Anjung KL Guest
House kawasan Bukit Bintang walaupun hotel kecil tetapi hotel ini sangat bersih
dan strategis.
Do’a
kami seolah-olah terkabul!! Kami melihat Hop On Hop Off bus melewati depan
hotel kami!! Kami langsung bertanya kepada reception hotel dan memang benar
bahwa itu tadi adalah Hop On Hop Off bus dan haltenya hanya 100 meter dari
hotel namun mereka kehabisan tiket. Akhirnya kami berjalan ke halte untuk naik bus dan
ternyata kita bisa langsung membeli tiket di atas bus seharga RM 38 Dewasa dan
RM 17 anak-anak. Begitu naik ke atas bus kami langsung membaca peta untuk
mengetahui rute dan Place of Interest yang akan di lewati beserta haltenya. Kami
sepakat untuk turun di tempat yang penting dan menarik saja karena di peta ada
sekitar 20an stop pints yang menurut kami tidak begitu menarik seperti Mall,
Museum, tempat pertunjukan dan pasar. Kami
langsung mempraktekkan pengalaman kami di Singapura dan pemberhentian pertama
adalah China Town (Jalan Petaling) kemudian di Central Market tetapi karena
kami pikir tempat ini masih dekat hotel maka kami tidak turun. Kami langsung
menuju Istana Negara dan sesampainya di sana ternyata bus tersebut berhenti
selama 30 menit. Kami sempat berfoto di depan istana negara bahkan dengan
penjaga istana. Kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus yang sama dan
berhenti di Jalan Cendrawasih dimana di daerah tersebut banyak obyek wisata
seperti Bird Park, Orchid Park dan Monumen Tun Abdul Razak. Kami hanya
berjalan-jalan di sekitar jalan Cendrawasih dan 30 menit kemudian kami naik bis
berikutnya.
Pemberhentian
berikutnya adalah Masjid Nasional Malaysia (National Mosque Malaysia). Karena
bus berhenti 10 menit kami sempatkan untuk berfoto di halaman masjid yang
kemudian melanjutkan perjalanan menuju Dataran Merdeka. Di depan dataran merdeka terdapat Sultan Abdul
Samad Building yang mempunyai arsitektur yang indah. Kira-Kira 300 meter
terdapat Museum Textile Negara yang juga
mempunyai arsitektur yang indah. Pas cuaca panas kami melihat penjual Ice Cream
keliling di dekat Dataran Merdeka dan tanpa pikir panjang kami serbu penjual
Ice Cream. Disini bus menunggu sekitar 15 menit sehingga kita masih ikut bus
yang sama.
|
Dataran Merdeka |
|
Istana Negara |
Bus
melanjutkan perjalanannya dengan rute berikutnya yaitu Petronas Tower.
Sesampainya di sana kami turun dan kami diberitahu bahwa bus tidak berhenti di
sini dan kami disarankan untuk ikut bus berikutnya sekitar 30 menit kemudian.
Kami berjalan-jalan disekitar Petronas Tower dan kami bertemu banyak sekali
TKI. Sayangnya banyak sampah di mana
mana dan lalu-lintas kelihatan semrawut. Kami kemudian kembali ke halte untuk
menunggu Bus yang berikutnya dan tidak begitu lama datanglah bus yang kami
tunggu. Kami langsung naik dengan menunjukkan tiket yang kami beli. Kami
langsung meluncur ke Menara KL (KL Tower). Di sana kebetulan bus berhenti
sekitar 15 menit sehingga kami bisa ikut bus yang sama. Kami menuju rute berikutnya dan ternyata
menuju perjalanan pulang melewati Bukit Bintang. Bus berhenti di halte yang
sama pada saat kami pertama kali naik, meskipun melewati tepat di depan hotel
kami tidak bisa seenaknya berhenti. Menuju perjalanan ke hotel kami melewati
sebuah restaurant Thai Food dan tanpa pikir panjang kami langsung masuk ke
restaurant tersebut untuk makan malam. Nama restaurant tadi adalah Chang Thai
namun yang mencolok adalah papan nama Tropical SPA. Restaurant ini sangat mudah dikenali karena
ada meja tertata di halaman depan restaurant. Karena makanannya enak, tidak ada
masakan babi dan tempatnya yang bersih kami merekomendasikan restaurant ini.
Malamnya kami melanjutkan jalan-jalan di Bukit Bintang dengan berjalan
kaki. Suasana malam sangat indah dan ramai dimana sepanjang jalan dihiasi
banyak lampu. Sepanjang Jalan Bukit Bintang banyak terdapat Mall, restaurant
kebanyakan masakan Timur Tengah, hotel, money changer dan Massage.
|
Petronas Tower |
|
Bukit Bintang |
Hari ke 5: Resort World Genting
Pukul
09:00 kami meninggalkan hotel untuk menuju Terminal Bus Pudu Raya dengan
berjalan kaki selama 10 menit. Kami sangat terkejut dengan keadaan terminal bus
tersebut yang bersih rapi dan mewah. Loby ber AC, lantai berkarpet dan yang
pasti tidak ada calo tiket. Kami mengantri untuk membeli tiket bus ke Genting
tetapi ternyata tiket sudah habis sampi pukul 13:30. Kami bertemu beberapa
turis Indonesia yang mengalami nasib yang sama sehingga mereka membeli tiket
baliknya Genting-Pudu Raya saja seharga RM 8,5/ orang. Dari Pudu Raya kami naik taxi ke Genting
dengan biaya RM 80 / taxi yang memakan waktu sekitar 1 jam. Jalan tol dan jalan
umum menuju Genting sangat halus dan lebar sehingga taxi yang kami tumpangi
bisa lari sampai 140 km/jam walaupun menggunakan mobil Nissan Sunny lama.
Sesampainya
di Genting kami membeli tiket masuk untuk seharga RM 309 untuk 4 dewasa dan 2
anak-anak. Ada dua wahana yaitu Outdoor dan Indoor Theme Park saran kami
sebaiknya main di outdoor dulu kemudian main di Indoor untuk menghindari panas
walupun Genting termasuk dataran tinggi yang dingin. Menurut saya DUFAN di Ancol dan Trans Studio
Makasar jauh lebih bagus bila dibandingkan dengan Genting. Kami sempat mencoba
kereta gantung dari satu stasiun ke stasiun yang lain pulang pergi. Harga untuk
naik kereta gantung RM4/orang. Puas bermain seharian pukul 16:00 kami pulang
dengan menuju terminal bus terlebih dahulu. Kami terkejut karena ternyata ada
dua terminal bus yaitu di dekat Resort World Genting dan ditempat pemberhentian
Sky Way Genting (tempat yang kami lewati saat naik kereta gantung). Bus yang
dari Genting menuju Pudu Raya berangkat dari terminal Sky Way. Kami akhirnya
ketinggalan bus karena seharusnya berangkat jam 16:30. Setelah berdiskusi lama
akhirnya kami putuskan untuk tetap kembali ke Sky Way terminal dengan menaiki
kereta gantung lagi. Di tiket bus yang kami beli ternyata sudah termasuk tiket
Kereta Gantung. Sesampainya di terminal ternyata ada juga yang bernasib serupa
dengan kami selain itu ada juga yang mengantri karena ingin memajukan jadwal keberangkatannya. Setelah
melapor kami disuruh berdiri mengantri di sebelah bus dan yang ingin memajukan
jadwal keberangkatannya mengantri di depan bus. Akhirnya kami dapat ikut dalam
bus tersebut dan sampai di terminal Pudu Raya satu jam berikutnya.
|
Genting Theme Park |
|
Genting Theme Park |
Hari ke 6: China Town dan Little
India
Ini
adalah hari terakhir liburan kami karena pesawat kami pukul 17:55 maka kami
masih punya waktu yang banyak untuk jalan jalan ke China Town dan Little India.
Kami sudah meninggalkan hotel pukul 09:00 pagi dan berjalan kaki menuju China
Town (Jalan Petaling). Kami mampir ke sebuah warung sederhana untuk makan pagi.
Kami memesan Nasi Lemak dengan lauk (seperti nasi campur) dan minum Teh Tarik
dengan biaya RM 7 per orang. Sampai di China Town kami belanja oleh-oleh
seperti kaos, gantungan kunci dan plakat. Di sini banyak dijual Kaos, celana,
jaket dan sepatu merk terkenal made in China seperti Adidas, Nike, Quiksilver,
Puma dsb dengan harga RM 20 – RM 35 untuk pakaian dan sepatu seharga RM 160. Setelah
berbelanja oleh-oleh, kami melanjutkan perjalanan menuju Little India
menggunakan bus kota dengan biaya RM 1 dewasa dan Cent 50 untuk anak-anak.
Sesampainya di Little India kami jalan-jalan untuk mencari baju atau kain
bermotif dan design khas India. Kami tiba di sebuah toko yang menjual kain dan
pakaian India dimana kami langsung dilayani oleh pemiliknya (saya lupa nama
toko dan nama pemiliknya). Setelah selesai dengan belanja dan jalan-jalan kami
kembali ke hotel untuk bersiap-siap ke Airport.
|
China Town |
|
Little India |
Sebenarnya
ada cara yang lebih murah dari Kuala Lumpur ke LCCT yaitu dengan menggunakan
bus dari Central KL ke LCCT. Karena tidak mau repot maka kami memesan taxi sehari sebelumnya untuk datang
jam 13:30 dengan biaya dari hotel ke LCCT RM80 per taxi. Kami sampai ke hotel
pukul 13:00 dan taxi datang pada waktu yang bersamaan. Setelah kami makan siang
pukul 13:45 kami berangkat meninggalkan hotel menuju LCCT yang memakan waktu 1 jam. Sesampainya di LCCT
kami memberikan uang RM100 kepada sopir taxi tetapi sopir taxi bilang bahwa dia
akan mengembalikan RM 10 saja karena kami terlambat 15 menit dari jadwal
sehingga total biaya yang harus saya bayar RM 90. Saya kaget dan sempat
berdebat beberapa saat tapi kami ingat waktu orang tua kami pergi ke Eropa
mengalami hal yang sama. Akhirnya kami ikhlaskan uang RM 10 tersebut.
Tiba
pada saatnya kami terbang kembali ke Bali dan sampai di Bali dengan selamat.
Banyak pelajaran yang kami peroleh dari perjalanan ini yaitu kedisplinan,
kebersihan, fasilitas umum yang memadai, sikap yang suka menolong, toleransi
dan menurut saya semua bisa dicapai melalui pendidikan yang memadai.
Semoga
review ini bermanfaat
Selamat
Mencoba