Minggu, 25 Januari 2015

Wisata Semarang, Semua Ada di Sini



Dua hari setelah Lebaran tahun 2012 kami berangkat ke kota Semarang dari Madiun.. Kami tidak memperhitungkan bahwa perjalanan kami berbarengan dengan arus balik lebaran ke Jakarta. Perjalanan  dari Madiun ke Semarang normalnya ditempuh dalam 5-6 jam akhirnya kami tempuh selama 9 jam. Kami sampai di Semarang pukul 01:00 dini hari dan langsung menuju hotel. Kami tidak menemukan kesulitan sama sekali saat menuju hotel karena nama dan alamat hotel tersebut sudah terlisting di GPS kami secara otomatis. Kami tinggal di hotel Kesambi Hijau Jalan Kesambi no 7 Simpang Lima Semarang. Bangunannya tergolong vintage dan kamarnya berbentuk cottage dengan jarak antara cottage satu dengan yang lain berdekatan. Kami memesan 3 kamar untuk rombongan keluarga kami dan masing-masing kamar memiliki ciri khas sendiri. Kamar orang tua dan keluarga adik saya memiliki city view sedangkan kamar saya balconynya menghadap ke rumah penduduk yang berdiri di atas tebing yang membuat kita seolah-olah berada di Bhutan. Lokasi hotel termasuk strategis dekat dengan Simpang Lima dan yang membuat nilai lebih adalah breakfastnya diantar ke kamar. Biasanya di hotel yang lain breakfast dihidangkan di restaurant atau dinning room
       
Day 1, Museum MURI, Lawang Sewu, Klenteng Sam Poo Kong, Pantai Marina dan Masjid Agung
Setelah makan pagi kami menuju Museum Muri yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan.  Kami sampai sekitar pukul 09:30 dan kami tidak tahu kalau ternyata selama libur Lebaran Museum Muri tutup. Kebetulan ada seorang petugas jaga museum dengan baik hati mempersilahkan kami untuk masuk setelah kami menjelaskan bahwa ini kunjungan pertama kami ke Semarang dan kami dating jauh-jauh dari Bali.
Di dalam museum terdapat banyak seklai koleksi mulai dari lukisan dari Paku, benda terbesar, benda terkecil, pemecahan rekor dan masih banyak lagi. Tidak cukup rasanya untuk mencatat semua koleksi yang ada di dalam museum di ulasan ini. Sekitar satu setengah jam kami berkeliling di museum ditemani petugas tersebut dan di akhir kunjungan kami kembali mengucapkan terima kasih kepada petugas yang baik hati.
 


  
Tujuan kami berikutnya adalah Lawang Sewu karena tidak sah rasanya apabila berkunjung ke Semarang tidak mengunjungi Icon Kota Semarang ini. Bangunan ini dibangun oleh Belanda dan dijadikan kantor Jawatan Kerata Api di masanya. Di bangunan ini terdapat ruangan yang dulunya dijadikan Mess para karyawan dan karena jumlah pintunya banyak akhirnya dinamakan Lawang Sewu. Dibawah bangunan terdapat aliran irigasi air yang digunakan untuk mendinginkan ruangan tetapi pada masa pejajahan Jepang ruangan tersebut digunakan sebagai penjara bagi pejuang. Kami berkesempatan memasuki ruang bawah tanah tersebut dengan membeli tiket di counter tiket. Suasana dibawah tanah sangat mengerikan karena sangat gelap, becek, sempit dan pengap. Kami kembali ke atas dan melanjutkan kunjungan kami dengan mengelilingi Lawang Sewu yang memiliki arsitektur indah.   

















Klenteng Sam Poo Kong adalah obyek wisata berikutnya yang kami kunjungi dan sesampainya di sana kami seolah-olah berada di Negeri Cina. Banguan berornamen Cina yang didominasi warna merah dapat kita jumpai di setiap sudut Klenteng. Anda juga dapat befoto dengan mengenakan kostum tradisional Cina karena terdapat Foto Both yang menyediakan layanan tersebut. Kami menghabiskan waktu dengan berfoto dengan latar belakang bangunan Klenteng.
Wisata di Semarang tidak hanya didominasi oleh wisata sejarah dan religi tetapi di Semarang terdapat pula wisata pantai mengingat Semarang terletak di pinggir laut.  


 Dari Klenteng Sam Poo Kong kami set GPS kami menuju Pantai Marina dan ternyata ada sedikit perbedaan ending point antara GPS dan ending point yang sebenarnya. Untuk mempersingkat waktu, kami bertanya kepada penduduk sekitarnya dan kami ditunjukkan pintu masuk ke Pantai Marina yaitu sebelah arena PRPP dan Mareokoco, setelah perumahan Puri Anjasmoro. Setelah membeli tiket masuk kami menuju pantai dengan menyusuri jalan paving yang rata dan nyaman untuk dilewati.  Pantai Marina cenderung berbatu dan terjal mirip seperti Pantai Matahari Terbit di Sanur. Pengunjung bisa duduk dipinggir pantai di atas batu dan menikmati pemandangan laut lepas.  Parkir kendaraan cenderung teduh karena banyak terdapat pohon yang rindang. Sayangnya disekitar pohon tersebut banyak dijumpai sampah berserakan karena pengunjung membuang sampah sembarangan.

 

Hari mulai sore dan waktu Ashar mulai habis, kami bergegas menuju Masjid Agung untuk Sholat dan sekalian berziarah. Sesampainya di Masjid kami melakukan Sholat dengan menjamak Dhuhur dan Ashar. Bangunan masjid ini sangat besar dan kokoh namun sekali lagi kami menemui banyak sampah berserakan disekitar masjid. Parkir untuk kendaraan tergolong sangat luas dan dapat mengakomodasi banyak mobil dari mobil pribadi sampai bus. Di halaman parkir juga terdapat toko-toko kecil yang menjual minuman atau sovenir.  Di halaman masjid terdapat payung raksasa yang bisa dibuka dan ditutup secara otomatis. Ini mengingatkan kami dengan Masjid Nabawi di Madinah yang memiliki jenis payung sejenis. Masjid ini banyak dikunjungi peziarah yang sengaja datang atau hanya mampir untuk sholat.  
Malam harinya kami ke Simpang Lima untuk mencari makan malam. Di malam hari di trotoar sepanjang jalan Simpang Lima terdapat penjual makanan dengan pilihan makanan. Kami tertarik untuk mencoba Pecel Koyor yang tidak kami temui di tempat lain. Ternyata Pecel Koyor adalah pecel seperti biasa tetapi ditambahi Koyor atau otot dari sapi dan rasanya enak.    

Day 2, Kota Lama, Gereja Blenduk, Masjid Demak, Menara Kudus   
Walaupun masih lelah tetapi kami harus mulai perjalanan pukul 09:00 karena hari ini adalah hari terakhir di Semarang. Setelah makan pagi dan menyelesaikan proses check out di hotel kami berangkat menuju Kota Lama. 

Kami sangat takjub dengan bangunan-bangunan tua yang sebagian besar masih terpelihara. Kota Lama juga dijuluki Little Netherland karena lokasinya yang dikelilingi sungai dengan bangunan berarsitektur eropa. Kami memarkir mobil kami di dekat Gereja Blenduk dan kami berkesempatan untuk berfoto di depan Gereja. Banyak sekali bangunan tua yang masih terpelihara di kawasan Kota Lama antara lain Jembatan Berok, Gedung Jiwasraya di seberang Gereja Blenduk, Gedung Marabunta dengan ornamen semut raksasa di atapnya dan Pabrik Rokok Praoe Lajar. Termasuk juga Stasiun Tawang yang masih beroperasi sampai sekarang,   Polder Air Tawang pusat pengendali banjir dan penampungan air sebelum dialirkan ke laut,  Gedung Marba, Kantor Pos Pusat, Samudera Indonesia, Djakarta Lloyd dan juga Titik Nol KM Semarang

Waktu sudah menunjukkan pukul 10:30 dan kami mulai meninggalkan kota Semarang menuju Gresik tempat tinggal adik saya. Dalam perjalanan menuju Gresik kami akan melewati Masjid Demak dan Masjid Menara Kudus. Kebetulan hari itu adalah hari Jum’at maka kami berhenti di Masjid Demak untuk menunaikan Sholat Jum’at. Selesai beribadah kami sempatkan berfoto di depan Masjid saja karena situasi yang tidak memungkinkan apabila kita berfoto di dalam Masjid.
Setelah rombongan wanita selesai melaksanakan sholat, kami melanjutkan perjalanan menuju tujuan berikutnya yaitu Masjid Menara Kudus.  Sekali lagi GPS di mobil kami set menuju Masjid Menara Kudus dan dengan mudah kami sampai di tujuan.  Area parkir untuk mobil di tempat ini tergolong kecil sehingga beberapa kendaraan parkir di pinggir jalan. Setelah mendapatkan parkir kami memasuki area Masjid Menara Kudus yang mana sepanjang jalan masuk dikanan dan kiri terdapat penjual souvenir.

Masjid Menara Kudus ini dibangun oleh Sunan Kudus tahun 1549 Masehi dengan menggunakan batu Baitul Maqdis dari Palestina. Masjid ini memiliki menara yang berbentuk candi yang merupakan perpaduan budaya Hindu dan Islam. Di dalam komplek Masjid Menara Kudus juga terdapat makam Suna Kudus yang terjaga dan terwat sampai sekarang.    












Masjid Menara Kudus adalah obyek wisata terakhir yang kami kunjungi selama berwisata ke Semarang. Kami kembali kemobil masing-masing dan melanjukan perjalanan ke Gresik untuk beristirahat sebelum ke Bali. Wisata ke Semarang sangatlah berkesan karena di Semarang kita bisa menemui berbagai Obyek Wisata mulai dari Pantai, Sejarah dan Religi. Selain itu Semarang juga menjadi referensi untuk yang hobi Wisata Kuliner salah satunya menikmati jajanan khas kota Semarang yaitu Lun Pia yang kebanyakan orang menyebutnya dengan Lumpia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar