Dua hari setelah Lebaran tahun 2012 kami berangkat ke kota
Semarang dari Madiun.. Kami tidak memperhitungkan bahwa perjalanan kami
berbarengan dengan arus balik lebaran ke Jakarta. Perjalanan dari Madiun ke Semarang normalnya ditempuh
dalam 5-6 jam akhirnya kami tempuh selama 9 jam. Kami sampai di Semarang pukul 01:00 dini hari
dan langsung menuju hotel. Kami tidak menemukan kesulitan sama sekali saat
menuju hotel karena nama dan alamat hotel tersebut sudah terlisting di GPS kami
secara otomatis. Kami tinggal di hotel Kesambi Hijau Jalan Kesambi no 7 Simpang
Lima Semarang. Bangunannya tergolong vintage dan kamarnya berbentuk cottage
dengan jarak antara cottage satu dengan yang lain berdekatan. Kami memesan 3
kamar untuk rombongan keluarga kami dan masing-masing kamar memiliki ciri khas
sendiri. Kamar orang tua dan keluarga adik saya memiliki city view sedangkan
kamar saya balconynya menghadap ke rumah penduduk yang berdiri di atas tebing
yang membuat kita seolah-olah berada di Bhutan. Lokasi hotel termasuk strategis
dekat dengan Simpang Lima dan yang membuat nilai lebih adalah breakfastnya
diantar ke kamar. Biasanya di hotel yang lain breakfast dihidangkan di
restaurant atau dinning room
Day 1, Museum MURI, Lawang Sewu, Klenteng Sam Poo Kong, Pantai Marina dan Masjid Agung
Setelah makan pagi kami menuju Museum Muri yang terletak di Jalan Perintis
Kemerdekaan. Kami sampai sekitar pukul
09:30 dan kami tidak tahu kalau ternyata selama libur Lebaran Museum Muri
tutup. Kebetulan ada seorang petugas jaga museum dengan baik hati
mempersilahkan kami untuk masuk setelah kami menjelaskan bahwa ini kunjungan
pertama kami ke Semarang dan kami dating jauh-jauh dari Bali.
Di dalam
museum terdapat banyak seklai koleksi mulai dari lukisan dari Paku, benda
terbesar, benda terkecil, pemecahan rekor dan masih banyak lagi. Tidak cukup
rasanya untuk mencatat semua koleksi yang ada di dalam museum di ulasan ini.
Sekitar satu setengah jam kami berkeliling di museum ditemani petugas tersebut
dan di akhir kunjungan kami kembali mengucapkan terima kasih kepada petugas
yang baik hati.
Tujuan kami
berikutnya adalah Lawang Sewu karena tidak sah rasanya apabila berkunjung ke
Semarang tidak mengunjungi Icon Kota Semarang ini. Bangunan ini dibangun oleh Belanda
dan dijadikan kantor Jawatan Kerata Api di masanya. Di bangunan ini terdapat
ruangan yang dulunya dijadikan Mess para karyawan dan karena jumlah pintunya banyak
akhirnya dinamakan Lawang Sewu. Dibawah bangunan terdapat aliran irigasi air
yang digunakan untuk mendinginkan ruangan tetapi pada masa pejajahan Jepang
ruangan tersebut digunakan sebagai penjara bagi pejuang. Kami berkesempatan
memasuki ruang bawah tanah tersebut dengan membeli tiket di counter tiket.
Suasana dibawah tanah sangat mengerikan karena sangat gelap, becek, sempit dan
pengap. Kami kembali ke atas dan melanjutkan kunjungan kami dengan mengelilingi
Lawang Sewu yang memiliki arsitektur indah.
Klenteng Sam Poo Kong adalah obyek
wisata berikutnya yang kami kunjungi dan sesampainya di sana kami
seolah-olah berada di Negeri Cina. Banguan berornamen Cina yang didominasi
warna merah dapat kita jumpai di setiap sudut Klenteng. Anda juga dapat befoto
dengan mengenakan kostum tradisional Cina karena terdapat Foto Both yang
menyediakan layanan tersebut. Kami menghabiskan waktu dengan berfoto dengan
latar belakang bangunan Klenteng.
Wisata di
Semarang tidak hanya didominasi oleh wisata sejarah dan religi tetapi di Semarang
terdapat pula wisata pantai mengingat
Semarang terletak di pinggir laut.
Dari Klenteng Sam Poo Kong kami set
GPS kami menuju Pantai Marina dan ternyata ada sedikit perbedaan ending point
antara GPS dan ending point yang sebenarnya. Untuk mempersingkat waktu, kami bertanya kepada
penduduk sekitarnya dan kami ditunjukkan pintu masuk ke Pantai Marina yaitu sebelah
arena PRPP dan Mareokoco, setelah perumahan
Puri Anjasmoro. Setelah
membeli tiket masuk kami menuju pantai dengan menyusuri jalan paving yang rata
dan nyaman untuk dilewati. Pantai
Marina cenderung berbatu dan terjal mirip seperti Pantai Matahari Terbit di
Sanur. Pengunjung bisa duduk dipinggir pantai di atas batu dan menikmati
pemandangan laut lepas. Parkir kendaraan
cenderung teduh karena banyak terdapat pohon yang rindang. Sayangnya disekitar
pohon tersebut banyak dijumpai sampah berserakan karena pengunjung membuang
sampah sembarangan.
Hari mulai sore dan waktu Ashar mulai habis, kami bergegas
menuju Masjid Agung untuk Sholat dan sekalian berziarah. Sesampainya di Masjid
kami melakukan Sholat dengan menjamak Dhuhur dan Ashar. Bangunan masjid ini
sangat besar dan kokoh namun sekali lagi kami menemui banyak sampah berserakan
disekitar masjid. Parkir untuk kendaraan tergolong sangat luas dan dapat
mengakomodasi banyak mobil dari mobil pribadi sampai bus. Di halaman parkir
juga terdapat toko-toko kecil yang menjual minuman atau sovenir. Di halaman masjid terdapat payung raksasa yang
bisa dibuka dan ditutup secara otomatis. Ini mengingatkan kami dengan Masjid
Nabawi di Madinah yang memiliki jenis payung sejenis. Masjid ini banyak
dikunjungi peziarah yang sengaja datang atau hanya mampir untuk sholat.
Malam harinya kami ke Simpang Lima untuk mencari makan
malam. Di malam hari di trotoar sepanjang jalan Simpang Lima terdapat penjual
makanan dengan pilihan makanan. Kami tertarik untuk mencoba Pecel Koyor yang
tidak kami temui di tempat lain. Ternyata Pecel Koyor adalah pecel seperti
biasa tetapi ditambahi Koyor atau otot dari sapi dan rasanya enak.
Day 2, Kota Lama, Gereja Blenduk, Masjid Demak, Menara Kudus
Walaupun masih lelah tetapi kami harus mulai
perjalanan pukul 09:00 karena hari ini adalah hari terakhir di Semarang.
Setelah makan pagi dan menyelesaikan proses check out di hotel kami berangkat
menuju Kota Lama.
Kami sangat takjub dengan bangunan-bangunan tua yang
sebagian besar masih terpelihara. Kota Lama juga dijuluki Little Netherland
karena lokasinya
yang dikelilingi sungai
dengan bangunan berarsitektur
eropa. Kami memarkir mobil
kami di dekat Gereja Blenduk dan kami berkesempatan untuk berfoto di depan
Gereja. Banyak sekali bangunan tua yang masih terpelihara di kawasan Kota Lama
antara lain Jembatan Berok, Gedung Jiwasraya di seberang Gereja Blenduk, Gedung
Marabunta dengan ornamen semut raksasa di atapnya dan Pabrik Rokok
Praoe Lajar. Termasuk
juga Stasiun
Tawang yang masih
beroperasi sampai sekarang, Polder Air Tawang pusat
pengendali banjir dan penampungan air sebelum dialirkan ke laut, Gedung Marba,
Kantor Pos
Pusat, Samudera
Indonesia, Djakarta
Lloyd dan juga Titik Nol KM
Semarang
Waktu sudah menunjukkan pukul 10:30 dan kami mulai
meninggalkan kota Semarang menuju Gresik tempat tinggal adik saya. Dalam perjalanan
menuju Gresik kami akan melewati Masjid Demak dan Masjid Menara Kudus.
Kebetulan hari itu adalah hari Jum’at maka kami berhenti di Masjid Demak untuk
menunaikan Sholat Jum’at. Selesai beribadah kami sempatkan berfoto di depan
Masjid saja karena situasi yang tidak memungkinkan apabila kita berfoto di
dalam Masjid.
Setelah rombongan wanita selesai melaksanakan sholat,
kami melanjutkan perjalanan menuju tujuan berikutnya yaitu Masjid Menara
Kudus. Sekali lagi GPS di mobil kami set
menuju Masjid Menara Kudus dan dengan mudah kami sampai di tujuan. Area parkir untuk mobil di tempat ini
tergolong kecil sehingga beberapa kendaraan parkir di pinggir jalan. Setelah
mendapatkan parkir kami memasuki area Masjid Menara Kudus yang mana sepanjang
jalan masuk dikanan dan kiri terdapat penjual souvenir.
Masjid Menara Kudus ini dibangun oleh Sunan Kudus
tahun 1549 Masehi dengan menggunakan batu Baitul Maqdis dari Palestina. Masjid
ini memiliki menara yang berbentuk candi yang merupakan perpaduan budaya Hindu
dan Islam. Di dalam komplek Masjid Menara Kudus juga terdapat makam Suna Kudus
yang terjaga dan terwat sampai sekarang.
Masjid Menara Kudus adalah obyek wisata terakhir yang
kami kunjungi selama berwisata ke Semarang. Kami kembali kemobil masing-masing
dan melanjukan perjalanan ke Gresik untuk beristirahat sebelum ke Bali. Wisata
ke Semarang sangatlah berkesan karena di Semarang kita bisa menemui berbagai
Obyek Wisata mulai dari Pantai, Sejarah dan Religi. Selain itu Semarang juga menjadi referensi untuk yang hobi Wisata Kuliner salah satunya menikmati jajanan khas kota Semarang yaitu Lun Pia yang kebanyakan orang menyebutnya dengan Lumpia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar